Macam-macam Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

Apakah kamu sudah mendengar Macam-macam Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia? Pada artikel kali ini aku akan mencoba untuk membagikan ke kamu tentang berbagai macam kasus pelanggaran HAM yang ada di Indonesia.

Macam Macam Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

Banyak sekali pristiwa yang terjadi di Indoneia contohnya konflik sosial akhir-akhir ini telah berkembang sangat memprihatinkan sekali, Korban akibat kerusuhan juga banyak diperkirakan 1148 Orang hilang akibat kerusuhan yang terjadi di Aceh, Jakarta, Ambon, dan Papua dalam kurun waktu 1965 - Januari 2002 (Kompas 1 Juni 2002)

Pernah juga ditahun 2002 Pristiwa terjadinya ledakan bom oleh sekelompok teroris di Legian Kuta Bali pada 12 November 2002, yang memakan korban 181 orang dan ratusan orang terluka, semakin bertambahlah kepedihan yang kita rasakan.

Korban yang ada bukan hanya dari Indonesia, malah kebanyakan turis dari mancanegara yang berdatangan ke Negara kita, mestinya kita harus menghormati mereka dan menjamin keamanannya.

Contoh-contoh Pelanggaran HAM oleh Pemerintah dan Aparat Keamanan di Indonesia

1) Kasus Pasca Jejak pendapat Timor Timur

Kasus Pasca Jejak Pendapat Timor Timur

Ini ditandai dengan praktek bumi hangus, pembunuhan yang terjadi di Los Palos, Maliana, Gereja suai, dan juga Loquisa. Harusnya disidangkan melalui Peradilan HAM Ad Hoc.

2) Kasus Trisakti (12 Mei 1998)

Kasus Trisakti (12 Mei 1998)

Pelanggaran HAM yang lain, yang sedang dituntut oleh masyarakat untuk diselesaikan di pengadilan HAM antara lain Kasus Trisakti (12 Mei 1998) yang memakan korban 4 orang mahasiswa

3) Kasus Marsinah

Kasus Marsinah

Awal dari kasus ini yaitu dari unjuk rasa dan juga mogok masal yang dilakukan buruh PT. CCPS pada tangga 3 sampai 4 Mei tahun 1993. Penuntutan aksi ini dengan di PHK 13 orang buruh. Marsinah menuntut dicabutnya PHK yang menimpa teman-temannya tersebut.

Marsinah menghilang pada 5 mei 1993 dan pada 9 mei 1993 marsinah ditemukan telah tidak bernyawa lagi yang kondisinya sangat mengenaskan di hutan Wilangan Nganjuk.  Dalam perkembangan pengusutan kasus yang terjadi ini telah menghasilkan keterlibatan 6 anggota TNI AD dari kesatuan Danintel Kodam, Kopassus, 20 Polri serta 1 orang kejaksaan.

Tetapi perlakuan kodim tidak berhenti pada matinya Marsinah dan PHK 13 Orang buruh. Karena tanggal 17 mei 1993 dulu, masih ada 8 orang buruh PT. CCPS di PHK oleh kodim di markas kodim tersebut.

4) Kasus Universitas Muslim Indonesia

Kasus Universitas Muslim Indonesia

Pada 26 April 1996 awal dari kerusuhan tersebut dimulai pada aksi unjuk rasa mahasiswa UMI terhadap tarif angkutan kota (Pete-pete) yang sangat memberatkan kalangan pelajar dan juga mahasiswa yang dikenal aturan lebih dari yang ditetapkan oleh mentri perhubungan sebesar Rp100,- Tetapi sayang sekali aparat keaman bersifat represif dalam menghadapi unjuk rasa ini sehingga pecahlah insiden berdarah.

Insiden berdarah tersebut telah memakan korban jiwa dipihak mahasiswa dengan cara menyerbu kampus UMI dan juga menembak dengan peluru tajam dan itulah yang menimbulkan korba jiwa.

5) Kasus Pembunuhan Tengku Bantaqiah (23 Juli 1999)

Pembunuhan Tengku Bantaqiah

Dia adalah ulama yang terkemuka di Aceh, aksi ini dimulai dari adanya sejumlah senjata disalah seorang tokoh Daya Bale. Danrem menugaskan kasi intelanya untuk melaksanakan suatu penyelidikan.

Pada operasi ini ternyata mengakibatkan pengikut Tengku Bataqiah ditembak oleh aparat keamananan setempat. Korban yang tewas adalah 51 orang termasuk juga Tengku Bantaqiah, 24 anggota TNI dinyatakan sebagai tersangka, didalamnya juga termasuk Lekol Inf Sudjono.

Contoh Pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Masyarakat

Kasus pelanggaran HAM yang dilakukan oleh masyarakat itu banyak sekali, karena kita saja yang belum mengetahuinya bahwa tindakan yang mereka lakukan itu adalah pelanggaran HAM. Contohnya masyarakat yang kerjaannya main hakim sendiri seperti pengeroyokan terhadap maling, rampok.

Pembakaran begal hingga tewas dan musnah, dan kasus yang hampir serupa lainnya. Hal ini sangat memprihatinkan sekali, karena ini mencerminkan suatu kehidupan yang sangat tidak beradab.

Mestinya didalam penyelesaian persoalan ataupun konflik itu dilakukan dengan cara-cara yang bermartabat, seperti perdamaian, mengacu pada aturan main yang berlaku, bisa juga melalui lembaga-lembaga yang ada dilingkungan sekitar.